Breaking News

Buya Rijal Abbas: Rela Menangguhkan Keberangkatan Haji Demi Mendirikan Pesantren

 


journalpublikasi.my.id- Dharmasraya, Buya Rijal Abbas lahir di Koto Tuo Kecamatan Sitiung. Mempunyai ayah seorang ulama membuatnya termotivasi untuk menjadi seorang ulama juga. Impiannya tidak terlalu besar, ia hanya bercita-cita ingin jadi ulama biasa saja yang bisa bermanfaat setidaknya untuk masyarakat sekitar tempat lahirnya. Tapi takdir Allah  berkata lain. Allah mengizinkan beliau untuk menjadi ulama yang disegani tidak hanya di sekitar kampungnya tetapi bermanfaat di luar kampung halamannya. Dari mengajar di Bukittinggi, Pulai, Lubuk Jambi dan terakhir di Pondok Pesantren Nurul Iman Dharmasraya, ia mempunyai banyak santri yang menyebarkan kebermanfaatan di kampung masing-masing. Tercatat santrinya berasal dari Riau, Sumatera Barat dan Jambi.

Pondok Pesantren Nurul Iman masih berdiri gagah dan tetap eksis sampai sekarang. Selain itu di Pesantren ini terdapat Panti Asuhan diperuntukkan bagi anak-anak kurang mampu dalam segi ekonomi. Terlihat jelas dengan didirikannya Pesantren dan Panti Asuhan Buya Rijal bermaksud membantu menciptakan generasi yang paham agama serta membantu banyak  masyarakat agar tetap nyantri meskipun mempunyai kekurangan dalam biaya pendidikan.

“Buya memiliki sifat tegas dalam mengajar. Tidak jarang Buya turun tangan membangunkan santrinya ke asrama dan membawa ember berisi air untuk menyiram jika ada santrinya masih tidur ketika jadwal shalat dan belajar. Baginya tanggung jawab untuk mengingatkan shalat dan belajar tidak hanya tugas pembina asrama, tetapi tanggung jawab bagi semua ustadz dan ustadzah. Tidak ada beda antara pembina asrama, guru kelas, kepala sekolah ataupun pimpinan pesantren sekalipun.” Jejen Purwanto, alumnus Pondok Pesantren Nurul Iman mengisahkan pengalamannya selama belajar dengan Buya Rijal.

Berdirinya pesantren nurul iman memiliki kisah yang mengharukan. Biaya yang harusnya digunakan untuk naik haji digunakan untuk mendirikan pesantren. Semua ini menunjukkan bahwa Buya memandang kepentingan orang banyak lebih baik dari kepentingan individu. Baginya jika Allah mengizinkan pasti suatu hari nanti akan berangkat ke Baitullah. Terbukti ia di undang oleh Allah ke Tanah Suci untuk menunaikan rukun islam yang kelima setelah 10 tahun berdirinya Pondok Pesantren Nurul Iman.

Baca Juga : Menelisik rendahnya literasi anak indonesia

Sekarang Buya Rijal telah berbaring di pusara. Semoga Allah membalas kebaikannya dengan amalan yang tidak pernah berhenti mengalir sampai yaumul akhir. Kebaikan Buya akan tetap kami kenang dan akan  melanjutkan cita-citamu menyebarkan kebaikan kebanyak orang. (Ray)

Tidak ada komentar